Struktur Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Struktur Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Gambar Analisis struktur makroskopis berdasarkan citra SRTM, Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. |
Analisis struktur geologi dilakukan
pada
skala makroskopis dan mikroskopis. Kedua macam analisis ini mempunyai peranan yang penting dalam
pemahaman dan
analisis struktur
geologi pada daerah
penelitian.
Adapun data arah kelurusan yang didapat dari penafsiran pada citra SRTM,
yaitu:
1.
Stuktur Makroskopis
Analisis makroskopis dilakukan dengan
menafsirkan kelurusan pada citra
SRTM, peta topografi (Gambar 4.5.). Data arah kelurusan
kemudian
diproses kedalam program perangkat lunak DIPS, sehingga menjadikan hasil berupa
analisa diagram rosette yang menunjukan
arah umum dari keseluruhan
data arah
kelurusan yang diperoleh dari
pencerminan arah jejak struktur geologi pada daerah penelitian.
Didapat arah umum dari kelurusan arah jejak struktur geologi pada daerah penelitian, yaitu relatif
berarah
N 305° E (Baratlaut - Tenggara),
dan N 055° E (Timurlaut – Baratdaya) yang diduga merupakan jejak dari struktur geologi baik berupa sesar,
ataupun arah kelurusan sumbuh
lipatan.
2.
Stuktur Mikroskopis
Analisis
struktur mikrokopis
juga dilakukan pada daerah penelitian dengan
melakukan pengolahan terhadap data struktur geologi yang didapat di lapangan
berupa: data kekar, sesar, urat-urat kuarsa (Quartz vein) serta pengolahan data
struktur yang
diinterpretasikan dari peta geologi regional daerah penelitian dibantu melalui intrepretasi citra SRTM dan peta topografi. Keseluruhan semua data yang didapat, dikelola melalui program perangkat lunak DIPS, sehingga
menjadikan hasil berupa analisa diagram kontur, rosette, serta streonet. Hasil
yang didapat tersebut yang nantinya di overlay kan pada keseluruhan peta yang
dihasilkan pada penelitian ini.
Pengukuran kekar-kekar di lapangan bertujuan
untuk mengetahui arah
umum
kekar dan selanjutnya mengetahui tegasan utama dari kekar - kekar tersebut sehingga dapat diinterpretasikan
arah gaya utama yang mengontrol perkembangan struktur geologi di daerah penelitian. Hasil analisis didapatkan arah tegasan relatif berarah Tenggara – Baratlaut,
Timurlaut - Baratdaya, serta Utara –
Selatan.
a.
Struktur Kekar daerah
penelitian berupa kekar gerus sebagai hasil dari compression stress, dan kekar tarik sebagai hasil dari tensional stress. Kenampakan kekar gerus di lapangan (Gambar 4.6, Gambar
4.7 dan Gambar 4.8) ditunjukkan oleh bidang lurus dan rata, terkadang
mem-perlihatkan gejala penggerusan serta memotong batuan, dan umumnya
berpasangan. Sedangkan kekar tarik di lapangan terlihat dengan bidang kekar
yang kasar dan terbuka.
b.
Struktur Sesar Daerah
Penelitian
Gejala struktur
sesar
pada
daerah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: sesar yang
berdasarkan bukti keberadaan di lapangan dengan data berupa: bidang sesar, plunge,
bearing slickensides, dan struktur
penyerta kekar, dengan jejak sesar yang
tertinggal
atau terlihat berupa kelurusan sungai, pembelokan sungai yang ekstrim, dan morofologi curam, serta sesar interpretasi dari citra SRTM ataupun
geologi regional daerah
penelitian.. Sesar yang
dijumpai pada
daerah telitian adalah:
sesar Lumbir 1, sesar Lumbir 2, sesar Lumbir 3, sesar Lumbir 4 (sesar interpretasi), sesar Ajibarang
1, sesar Ajibarang
2 (sesar interpretasi),
sesar Gumelar 1,
sesar
Gumelar 2 (sesar
interpretasi),
sesar Karangpucung,
sesar Banyumas 1, sesar Banyumas 2, sesar Wagon 1, dan sesar Wagon 2 yang kemudian di analisis berdasarkan klasifikasi Rickard., 1972.
A.
Sesar Lumbir
1
Sesar Lumbir 1 merupakan sesar yang diasumsikan sebagai sesar pertama yang
terdapat pada daerah penelitian (Foto 4.22) akibat adanya compress atau tegasan awal yang relatif berarah Timurlaut – Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 71 (X: 277679, Y: 9178707, Eleveasi 217 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang
sesar, serta kekar penyerta (shear
fracture &gash fracture), serta keberdaan mata air.
Hasil analisis studi terhadap sesar Lumbi 1 ini
didapatkan nilai
kedudukan bidang sesar
N 240°
E / 40° , serta nilai plunge yaitu: 38°, N 299° E Rake 35°dan diperoleh jenis sesar Lumbir 1 ini yaitu: sesar menganan
naik (reverse right slip
fault),
klasifikasi Rickard. (1972).
B.
Sesar Lumbir
2
Sesar Lumbir 2 merupakan sesar yang diasumsikan sebagai sesar yang
terbentuk bersamaan dengan sesar Lumbir 1 pada daerah penelitian
(Foto 4.23) akibat adanya compress atau tegasan awal yang relatif berarah Timurlaut –
Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 72 (X:
275385, Y: 9179164, Eleveasi 262 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge, bearing serta kekar penyerta (shear fracture. gash fracture &calcite vein).
Hasil analisis studio terhadap sesar Lumbi 2 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar N 210° E / 52°
, serta nilai plunge,
bearing yaitu: 12°, N 221° E Rake 35° dan diperoleh jenis sesar Lumbir 2 ini yaitu: sesar
menganan
naik (reverse right slip fault),
klasifikasi Rickard.
(1972).
C.
Sesar Lumbir
3
Sesar Lumbir 3 merupakan sesar yang
diasumsikan (Foto 4.24) sebagai sesar yang
terbentuk akibat antitetik (lawan) dari sesar Lumbir 1 dan sesar
Lumbir 2 tetapi berasal dari gaya compress atau tegasan
awal yang sama yaitu relatif berarah Timurlaut – Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada
lokasi pengamatan 70 (X:
278961, Y: 9179617, Eleveasi 166 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge, bearing
serta
kekar penyerta (shear fracture. gash fracture).
Hasil analisis studio terhadap sesar Lumbi 3 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar
N 274° E / 66° , serta
nilai plunge, bearing yaitu: 29
(1972).
D.
Sesar Lumbir
4 (Sesar Interpretasi)
Sesar Lumbir 4 merupakan sesar interpretasi yang
diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk akibat antitetik (lawan) dari sesar Lumbir 1 dan sesar
Lumbir 2 atau sama terhadap sesar Lumbir 3 tetapi berasal
dari
gaya compress atau tegasan awal yang sama yaitu relatif berarah Timurlaut – Baratdaya. Sesar ini diasumsikan dengan dasar kenampakan perubahan
arah
tubuh sungai dari Utara – Selatan menjadi relatif Barat – Timur. Sesar ini
memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 279° E. Adapun untuk arah
pergerakan sesar
ini
didasarkan terhadap pola perubahan sungai, persebaran
litologi batuan,
serta pola morfologi pada citra SRTM,
sehingga diasumsikan
sesar Lumbir 4 ini memiliki pola gerakan yang berarah relatif mendatar kiri (left slip fault)
, klasifikasi Rickard. (1972).
E.
Sesar
Ajibarang 1
Sesar Ajibarang 1 merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.25) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari
rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir
1, 2, 3 , 4) dan memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal,
yaitu
relatif berarah Utara - Selatan. Bukti keberadaan
sesar ini dijumpai
pada
lokasi pengamatan 32 (X:
282255, Y: 9180298, Eleveasi 117 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge,
bearing kekar penyerta (shear fracture. gash fracture),
serta urat-urat kalsit (calcite vein).
Hasil analisis studio terhadap sesar Ajibarang 1 ini didapatkan nilai kedudukan
bidang sesar N 335° E / 71°
, serta nilai plunge,
bearing yaitu: 16°, N 149°
E Rake 12° dan diperoleh jenis sesar Ajibarang 1 ini yaitu: sesar menganan turun (normal right slip
fault), klasifikasi Rickard.
(1972).
F.
Sesar
Ajibarang 2 (Sesar Interpretasi)
Sesar Ajibarang 2 merupakan sesar interpretasi yang diasumsikan sebagai sesar yang
terbentuk akibat dari rekahan yang
telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1, 2, 3, 4) dan memiliki gaya tegasan (compress)
yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara – Selatan. sesar ini diasumsikan dari dasar kenampakan
morfologi pada citra SRTM serta
terdapat
pada
lembar geologi regional Purwokerto (M. Djuri and H. Samodra., 1996). Sesar ini memiliki
arah kelurusan atau bearing yaitu N
328° E (Baratlaut – Tenggara).Adapun untuk
arah pergerakan sesar
ini
didasarkan terhadap pola kenampakan offsite
morfologi pada citra SRTM, kelokan sungai,
persebaran
litologi batuan,
diasumsikan sesar Ajibarang
2 ini memiliki pola gerakan yang
berarah relatif mendatar kanan (right slip
fault)
, klasifikasi Rickard. (1972).
G.
Sesar
Gumelar
1
Sesar Ajibarang
1 merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di
lapangan (Foto 4.26) dan diasumsikan
sebagai sesar yang terbentuk dari
rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar
Ajibarang 1 & sesar Ajibarang 2, memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara -
Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 148 (X: 275987, Y: 9179445, Eleveasi 301 Mdpl), dengan
bukti yang dijumpai berupa:
kedudukan bidang sesar. Hasil analisis studio terhadap
sesar
Gumelar
1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar N 163° E / 74°, serta nilai plunge, bearing yaitu: 4°, N 164° E Rake 23.46°
dan diperoleh
jenis sesar Gumelar 1 ini yaitu: sesar mendatar kanan (right slip fault), klasifikasi Rickard.
(1972).
H.
Sesar
Gumelar
2 (Sesar Interpretasi)
Sesar Gumelar merupakan
sesar
interpretasi yang
diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan
oleh
fase keterbentukan sesar
awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar Ajibarang 1 & sesar Ajibarang 2, dan sesar Gumelar 1, memiliki gaya tegasan (compress) yang
berbeda dari peyebab sesar awal,
yaitu relatif berarah Utara -
Selatan.
sesar ini diasumsikan dari dasar kenampakan
morfologi pada citra SRTM, kelokan
tajam sungai utama,
serta terdapat pada lembar geologi regional Majenang (Kustowo and N. Suwarna.,1996). Sesar ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 297° E (Baratlaut– Tenggara).Adapun untuk arah pergerakan sesar ini didasarkan terhadap pola
kenampakan offsite morfologi pada citra
SRTM, kelokan sungai,
persebaran litologi batuan, diasumsikan
sesar
Gumelar
2 ini memiliki pola gerakan yang berarah relatif mendatar kanan (right slip fault) , klasifikasi Rickard. (1972).
I.
Sesar
Karangpucung
Sesar Karangpucung ini merupakan sesar yang
bukti keberadaannya
dijumpai di lapangan (Foto 4.27)
dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk
dari
rekahan yang
telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar
Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar Ajibarang
1, sesar
Ajibarang
2, sesar gumelar 1, dan sesar
Gumelar 2, memiliki gaya tegasan
(compress) yang berbeda dari peyebab
sesar
awal, yaitu
relatif berarah
Utara - Selatan.
Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 88 (X: 275318, Y: 9182629,
Eleveasi 191 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa:
kedudukan bidang sesar, kekar
penyerta (shear fracture. gash fracture). Hasil analisis studio terhadap sesar
Karangpucung ini didapatkan nilai kedudukan
bidang sesar N 335° E / 8°
, serta nilai plunge,
bearing yaitu: 12°, N 153° E Rake 9°
dan diperoleh jenis sesar Karangpucung ini yaitu: sesar mendatar kanan (right slip
fault), klasifikasi Rickard.
(1972).
J.
Sesar
Banyumas 1
Sesar Banyumas 1
ini
merupakan sesar
yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.28) dan diasumsikan sebagai sesar yang
terbentuk dari
rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir
1,2,3,4) atau terbentuk setelah sesar-sesar
yang relatif
bearah Baratlaut – Tenggara (sesar Ajibarang
1, sesar Ajibarang
2, sesar gumelar 1, dan sesar
Gumelar
2, dan sesar Karangpucung). Memiliki gaya tegasan
(compress) yang
juga berarah
relatif Utara - Selatan. Bukti keberadaan
sesar ini dijumpai pada
lokasi pengamatan 53 (X:
280747, Y: 9178919, eleveasi 314 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa:
kedudukan bidang sesar, dan plunge,
bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Banyumas 1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar
N 200°
E / 87° , serta nilai plunge,
bearing yaitu: 20°, N 19°
E Rake 17° dan diperoleh jenis sesar Banyumas 1 ini yaitu: sesar mengiri naik (left reverse slip
fault), klasifikasi Rickard. (1972).
K.
Sesar
Banyumas 2
Sesar Banyumas 2 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai
di lapangan (Foto 4.29) dan diasumsikan sebagai sesar yang
terbentuk dari
rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir
1,2,3,4) atau terbentuk setelah sesar-sesar
yang relatif
bearah Baratlaut – Tenggara (sesar Ajibarang
1, sesar Ajibarang
2, sesar gumelar 1, dan sesar
Gumelar 2, dan sesar Karangpucung) dan memiliki
pola arah yang sama terhadap sesar Banyumas 1.
Memiliki
gaya tegasan (compress) yang
juga berarah relatif Utara
- Selatan.
Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 79 (X: 281019,
Y: 9181780, Eleveasi 226 Mdpl), dengan bukti
yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, breksiasi dan urat kuarsa (quartz vein).
Hasil analisis studio terhadap
sesar
Banyumas 2 ini didapatkan
nilai kedudukan bidang
sesar
N 010°
E / 67° , serta nilai plunge,
bearing yaitu: 9°, N 185° E Rake 8° dan diperoleh jenis sesar Banyumas 2 ini yaitu: sesar
mendatar
kiri
(left slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
L.
Sesar
Wangon 1
Sesar Wangon 1 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di
lapangan (Foto 4.30) dan diasumsikan
sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4)
atau terbentuk setelah sesar-sesar yang relatif bearah Baratlaut – Tenggara (sesar Ajibarang
1, sesar Ajibarang
2, sesar gumelar 1, dan sesar
Gumelar 2, dan sesar Karangpucung) dan memiliki
pola arah yang sama terhadap sesar Banyumas 1 dan sesar Banyumas 2. Memiliki gaya tegasan
(compress) yang juga berarah relatif Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 62 (X: 279806,
Y: 9180052, Eleveasi 160 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, dan plunge, bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Wangon 1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar
N 004°
E / 76°, serta nilai plunge,
bearing yaitu: 24°, N 009° E Rake 8° dan diperoleh jenis sesar Wangon 1 ini yaitu: sesar mengiri turun (normal left slip fault),
klasifikasi Rickard.
(1972).
M.
Sesar
Wangon 2
Sesar Wangon 2 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.31) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari
rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk setelah sesar-sesar yang relatif bearah Baratlaut – Tenggara (sesar Ajibarang
1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar 2, dan sesar Karangpucung) dan memiliki pola arah yang sama
terhadap sesar
Banyumas 1, sesar Banyumas 2,
dan
sesar Wangon
1. Memiliki
gaya tegasan (compress)
yang juga
berarah relatif
Utara - Selatan. Bukti
keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 94 (X: 278968, Y: 9179241, Eleveasi 161 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, dan plunge, bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Wangon 2
ini
didapatkan nilai kedudukan bidang sesar N 016°
E / 63° , serta nilai plunge, bearing yaitu: 21°, N 027° E Rake 19° dan diperoleh jenis sesar Wangon 2 ini
yaitu: sesar mengiri turun (normal left slip fault), klasifikasi Rickard.
(1972).
3.
Struktur Lipatan Daerah
Penelitian
Gejala struktur lipatan
pada daerah penelitian
didasarkan
didapatkan
dari penarikan
interpretasi berdasarkan data-data yang
didapat di lapangan berupa
data
perbedaan arah kedudukan perlapisan litoloi batuan yang
saling
berlawanan ataupun searah, mencerminkan pola keberadaan struktur
lipatan
pada
daerah penelitian. Selain dari penjabarn sebelumnya, pengasumsian struktur
lipatan pada daerah penelitian
juga didasarkan
terhadap
acuan pada peta geologi regional daerah penelitian yaitu lembar Majenang dan Purwekerto, serta berdasarkan
kenampakan pola topografi yang
ditunjukan pada citra landsat SRTM. Adapun struktur lipatan yang terdapat pada daerah penelitian yaitu: lipatan antiklin Banyumas 1, lipatan sinklin Banyumas 1, lipatan antiklin Banyumas 2, dan lipatan sinklin
Ajibarang.
A.
Lipatan Antiklin Banyumas 1 (Lipatan Interpretasi)
Lipatan antiklin Banyumas 1 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang terbentuk paling
awal sebelum struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang
mana
tegasan utama bearah
relatif Timuraut – Baratdaya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan atau bearing
yaitu N 328° E (Baratlaut – Tenggara). Adapun jenis lipatan ini didasarkan
terhadap kedudukan
litologi batuan
pada daerah penelitian,
diasumsikan merupakan lipatan antiklin, klasifikasi Fluety,
(1964).
B.
Lipatan Sinklin
Banyumas 1
(Lipatan
Interpretasi)
Lipatan sinklin Banyumas 1 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang
terbentuk paling awal sebelum
struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang mana tegasan utama bearah
relatif Timurlaut
– Baratdaya.
Lipatan ini
memiliki arah kelurusan atau bearing
yaitu N 325° E (Baratlaut – Tenggara). Adapun jenis lipatan ini
didasarkan terhadap kedudukan
litologi batuan pada daerah
penelitian, diasumsikan merupakan lipatan sinklin, klasifikasi Fluety,
(1964).
C.
Lipatan Antiklin Banyumas 2 (Lipatan Interpretasi)
Lipatan antiklin Banyumas 2 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang
terbentuk paling awal sebelum
struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang
mana
tegasan utama bearah
relatif Timurlaut – Baratdaya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan
atau
bearing
yaitu N 310° E (Baratlaut
– Tenggara). Adapun jenis lipatan ini
didasarkan terhadap kedudukan litologi batuan
pada
daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan antiklin,
klasifikasi Fluety, (1964).
D.
Lipatan Sinklin
Ajibarang (Lipatan Interpretasi)
Lipatan sinklin Ajibarang ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan paling
muda
terbentuk pada daerah
penelitian,
tetapi lebuh
awal terbentuk dari sesar
muda
yang berarah relatif
Baratlaut –
Tenggara dan
Timurlaut – Baratdaya. Hal ini diasumsikan
karena
saat deformasi fase kedua yang terjadi dengan tegasan utama relatif Utara –
Selatan, menjadikan keterbentukan lipatan sinklin Ajibarang ini terbentuk lebih
awal dari pada sesar
yang memotongnya. Lipatan ini memiliki arah
kelurusan atau bearing yaitu N 075° E (relatif Barat - Timur).
Adapun jenis lipatan ini didasarkan
terhadap kedudukan litologi batuan
pada
daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan sinklin, klasifikasi Fluety,
(1964).
Penelitian ini dilakukan oleh Arief Wicaksono, Silahkan download filenya
dibawah ini sebagai acuan, bahan bacaan dan lainnya :